Feli memasuki expo center dan mengedarkan pandangan mengamati sekelilingnya. Ia dapat tugas untuk meliput kegiatan ini. Jadi pertama-tama, Feli membuat catatan kecil tentang keadaan festival secara umum. Lalu ia pergi menemui panitia penyelenggara kegiatan untuk mendapatkan beberapa data tambahan. Dari informasi seorang panitia, Feli mendapat info tentang sudah berapa kali kegiatan tersebut dilaksanakan, untuk berapa lama festival akan berlangsung, alasan pemilihan tempat, kendala-kendala dalam mempersiapkan kegiatan, jumlah peserta festival, jumlah rata-rata pengunjung yang datang setiap harinya, dan penghargaan-penghargaan yang akan diberikan pada peserta. Setelah itu, Feli berkeliling untuk mewawancarai beberapa peserta dan pengunjung. Berharap mendapatkan sesuatu yang menarik sehingga menambah nilai plus untuk artikelnya.
Feli berhenti di depan sebuah stan bertuliskan "Go Green Leather".
Apa ini? Dia bertanya-tanya dalam hati. akhirnya, memutuskan untuk mencari tahu.
"Ini konsepnya berasal dari keinginan untuk mematahkan stereotype negatif yang sering ditujukan pada usaha seperti ini. Usaha dengan bahan baku kulit biasanya dituding sebagai penyebab kelangkaan beberapa spesies buaya dan ular. Merusak keseimbangan alam, katanya. Apalagi setelah isu global warming santer belakangan ini. Hilangnya beberapa spesies hewan, termasuk ular dan buaya, disebut-sebut memperparah kerusakan alam. Tudingan terhadap kamu semakin keras. Makanya beberapa tahun terakhir kami pun menternakkan buaya dan ular. Bahan bakunya diambil secara selektif. kalau pohon, istilahnya tebang pilih. Kami akan menolak mentah-mentah jika ada yang memesan produk berbahan baku binatang langka."
"Itu egois namanya. Pesanan seperti itu biasanya hanya untuk prestige. Berapa pun bayarannya, tidak akan bisa mengganti apa yang telah diambil dari alam."
Feli manggut-manggut. Kagum dengan semangat badan usaha ini. Tetap berbisnis, tanpa harus merampok alam. Feli semakin kagum ketika melihat beberapa penghargaan dari berbagai organisasi lingkungan hidup.
Ini menarik, pikir Feli. Saya bisa memuatnya di kolom tersendiri, Kesadaran Lingkungan dalam Berbisnis.
Feli berkeliling lagi. Ngobrol-ngobrol kecil dengan beberapa peserta pameran dan pengunjung. Hingga pandangannya tertumbuk pada seorang pengunjung ibu-ibu berpenampilan mentereng. Bagaimana tidak, dari parasnya ibu-ibu itu mungkin berusia sekitar tiga puluh akhir. Tapi ia mengecat rambutnya pirang blonde. Ia juga mengenakan kaos dan celana jeans ketat gaya ABG, menunjukkan lekuk-lekuk kurva berisi lemak. Dipadu dengan selop berwarna keemasan setinggi kurang lebih tujuh senti. Tas kulitnya warna ungu terang dan ikat pinggangnya putih berkilau dengan motif oranye yang mencolok. Tampaknya ia ibu-ibu penggemar produk kulit.
Feli mendekatinya, meminta ijin untuk wawancara. Ia dengan segera menyetujui.
"Tamara," ia memperkenalkan diri, setengah memamerkan cincin berlian di jemarinya. Dengan cepat ia menjelaskan tentang dirinya, suaminya, dan teman-teman arisannya. Setelah puas menyebut dan bercerita tentang koleksi merek-merek terkenal miliknya, barulah ia bercerita tentang ikat pinggang dan tas yang ia kenakan.
"This is my favourite belt," katanya. "Harganya ratusan juta. Kulit ular spesies dream boa yang langka. Kalo tas ini, kulit buaya muara. Lokal punya, tapi lumayan susah dapatnya. They're my favourite stuff." Ia bercerita dengan wajah berbinar-binar.
Glekk! Feli menelan ludah. Tampaknya wanita ini penggemar prestige. Tapi Feli tetap tersenyum padanya demi sopan santun. Senyum kecut, maksudnya.
Apa yang dipikirkan wanita ini? Feli bertanya-tanya dalam hati. Mudah-mudahan dia tidak mendatangi stan "Go Green Leather". Bisa-bisa dia diusir. Hehe!
Feli segera berterima kasih dan beranjak dari situ. Sebelum ludah yang ia tahan di kerongkongan berubah menjadi muntahan.
Namun ketika Feli berbalik, tiba-tiba terdengar suara ribut dari luar. Seluruh mata sontak mengarah ke pintu, bertanya-tanya apa yang sedang terjadi. Semenit kemudian, si sumber keributan masuk.
Di pintu, ia berdiri. Seorang gadis cantik yang menggenapi Festival Kulit dengan keindahan yang dipakainya. Menandingi kilauan semua produk kulit yang dipamerkan.
Di pintu, ia berdiri. Seorang gadis cantik yang mengenakan kulitnya sendiri. Bercahaya, tanpa sehelai benang pun menghalangi. Ini adalah Festival Kulit, pameran kulit dari beragam spesies makhluk hidup. Gadis itu, perwakilan dari spesies manusia, jenis perempuan. Jenis yang paling sering dikomersialisasikan. Jadi sekarang, tinggal pilih mana suka...